Latar belakang pembuatan alat ini muncul dari hasil diskusi dan observasi mahasiswa bersama warga yang mengeluhkan proses penaburan pupuk secara manual yang masih memakan banyak waktu dan tenaga. Metode tradisional tersebut dinilai kurang efisien karena pemborosan pupuk sering terjadi dan pekerjaan menjadi lebih berat yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas pertanian yang belum optimal. Berdasarkan kondisi tersebut, mahasiswa yang dipimpin oleh Muhammad Fhadilah Maulana tergerak untuk menghadirkan solusi praktis dengan menciptakan alat penabur pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pertanian di Desa Sadasari.
Alat yang dikembangkan memiliki desain yang ringan dan ergonomis sehingga mudah dipegang dan digunakan oleh petani dalam waktu lama tanpa cepat merasa lelah. Selain itu, alat ini dilengkapi dengan sistem pengatur takaran yang dapat menyesuaikan jumlah pupuk yang akan ditaburkan agar didistribusikan secara merata ke seluruh area tanam. Mekanisme penyebarannya menggunakan sistem putar yang memastikan pupuk dapat digunakan secara optimal tanpa menggumpal. Dari sisi perawatan, alat ini juga dirancang agar mudah dibersihkan dan dirawat langsung oleh para pengguna agar tetap awet dan berfungsi dengan baik dalam jangka panjang.
Uji coba alat dilakukan langsung di lahan milik warga setempat dengan pendampingan petani selama proses pemakaian. Hasilnya sangat positif; para petani merasa pekerjaan menabur pupuk menjadi jauh lebih cepat selesai dengan tenaga yang lebih sedikit. Selain itu, penggunaan pupuk menjadi lebih hemat karena takaran dapat disesuaikan secara tepat. Seorang petani bahkan mengungkapkan bahwa alat tersebut sangat membantu terutama ketika harus menaburkan pupuk di lahan yang luas, dan kini tidak perlu khawatir pupuk berlebih atau terbuang sia-sia.
Untuk memastikan alat dapat digunakan secara berkelanjutan, tim mahasiswa KKM juga memberikan pelatihan singkat kepada warga tentang cara penggunaan alat yang benar, cara mengatur takaran pupuk sesuai kebutuhan tanaman, serta teknik perawatan agar alat tetap awet dan berfungsi maksimal. Harapannya, inovasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang dan solusi yang diterima luas oleh masyarakat petani di desa tersebut.
Dari keseluruhan kegiatan ini, terlihat bahwa sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa mampu menghasilkan inovasi teknologi yang tepat guna yang secara langsung berdampak positif bagi kehidupan warga. Alat penabur pupuk yang diperkenalkan di Desa Sadasari diharapkan bisa menjadi contoh bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam peningkatan efisiensi kerja pertanian.