Perempuan Pembawa Sial, Film Horor Terbaru Yang Mengangkat Budaya Lokal

0

 




Cirebon - Dunia film Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film horor terbaru. Film yang diberi judul Perempuan Pembawa Sial tersebut bercerita tentang seorang perempuan berusia 32 tahun bernama Mirah (Raihaanun), yang dalam hidupnya tidak pernah mendapatkan akhir yang bahagia. 


Hal tersebut disebut disebabkan karena Mirah terkena kutukan yang diberi nama Bahu Laweyan, di mana setiap pria yang dicintainya selalu berakhir dalam kemalangan dan kematian. Akibatnya, Mirah dipandang sebagai seorang perempuan dan dijauhi oleh masyarakat. 


Di tengah kesendiriannya, Mirah bertemu dengan seorang pria pemilik warung makan bernama Bana ( Morgan Oey). Berbeda dengan pria lain, Bana mencintai Mirah dengan sangat tulus. Meskipun sudah mencintai Mirah dengan tulus, Mirah masih dihantui dengan kutukan Bahu Laweyan yang masih melekat pada tubuhnya. 


Setelah ditelusuri ternyata, kutukan tersebut merupakan ulah dari saudara tiri Mirah yang bernama Puti (Clara Bernadeth). Ia menyimpan dendam kepada Mirah karena Mirah telah membuatnya menderita di masa lalu. Mengetahui kenyataan tersebut, membuat Mirah harus memilih antara cinta, balas dendam atau berjuang mematahkan kutukan tersebut. 


Setiap menit dalam film terasa sangat menegangkan sehingga tidak membuat bosan para penonton. Sebagai film horor, di dalam film juga banyak terdapat Jumpscare yang dieksekusi secara elegan. Film Perempuan Pembawa Sial pertama kali diputar di JAFF (JogjaNetpac Asian Film Festival) 2024, di mana film ini memenangkan penghargaan Best Editing. 


Angkat Budaya Lokal


Film Perempuan Pembawa Sial sendiri disutradarai oleh Fajar Nugros. Film ini juga menandai kembalinya Fajar Nugros dalam menggarap film horor, setelah sebelumnya sukses dengan film berjudul Inang (2022). Sama seperti film Inang, Film Perempuan Pembawa Sial juga terinspirasi dari mitos Jawa Bahu Laweyan dan cerita Bawang Putih dan Bawang Merah. 


Salah satu tokoh lain yang menarik perhatian adalah Mbah Warso yang diperankan oleh penari legendaris Indonesia yang bernama Didik Nini Thowok. Dalam film, meski memiliki aura mistis yang kuat, Mbah Warso dikenal sebagai sosok yang dihormati di Kampung Mirah. Sehari-harinya, Mbah Warso bekerja sebagai makeup artist pengantin. 


Fajar Nugros mengaku, kehadiran Didik Nini Thowok berawal dari trauma masa kecilnya ketika melihat topeng Didik Nini Thowok. Trauma tersebut, lanjut Nugros, menjadi trauma visual yang ia terjemahkan menjadi salah satu sumber teror dalam film. 


"Waktu saya masih SD, saya tidak sengaja melihat topeng Eyang Didik tergeletak di sebuah ruangan gelap saat beliau akan tampil. Gambaran itu begitu menakutkan dan terus membekas sampai sekarang," ungkap Nugros saat konferensi pers. 


Selain sebagai pemeran, Eyang Didik juga berperan sebagai konsultan budaya film ini. Menurutnya, mitos mengenai kutukan bahu laweyan memang benar adanya. Bahkan, Ia mengatakan bahwa ada salah satu temannya yang terkena kutukan bahu laweyan. 


“Saya memang punya teman yang terkena bahu laweyan. Saat itu, kami harus melakukan serangkaian ritual untuk mencoba membuang kutukan tersebut. Jadi, ini nyata, bukan cuma mitos,” ujar Eyang Didik.


Selain dibintangi oleh Eyang Didik, Raihaanun, Clara Bernadeth dan Morgan Oey. Film Perempuan Pembawa Sial juga dibintangi oleh Rukman Rosadi, Aurra Kharisma dan Banyu Bening. 


Bagi yang penasaran dengan penampilan Eyang Didik dan kelanjutan dari cerita Mirah. Tenang, film Perempuan Pembawa Sial akan ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia pada 18 September 2025.


Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top